Begini Caranya Mengatasi Anak Yang Suka Berbohong

Minggu, 6 Mei 2018

Moms, tentu kita selalu berharap bahwa anak akan selalu jujur: mau menceritakan segala hal apa adanya, tanpa dikurangi, tanpa ditambah-tambah. Namun bagaimana kalau kita memergoki anak berbohong? Karena memang, ada sejumlah perilaku yang bisa mendeteksi anak sedang berbohong atau tidak. Lantas, bagaimana cara mengatasi anak yang suka berbohong?

Tenangkan diri dulu, Moms. Yuk, kita pahami mengapa mereka sampai berbohong. 

Matthew Rouse, PhD, psikolog klinis di Child Mind Institute, pernah mengangkat tema anak yang berbohong ini di https://childmind.org. Menurutnya, ada beberapa alasan anak yang biasanya jujur, tiba-tiba suka berbohong. 

Motivasi yang paling umum anak suka berbohong adalah mereka ingin mendapatkan sesuatu, ingin menghindari suatu konsekuensi, atau malas melakukan sesuatu. 

Alasan lain anak suka berbohong, terkadang itu dilakukan demi untuk meningkatkan harga diri dan membuat mereka tampak lebih mengesankan. 

Tapi, ada juga alasan yang nggak jelas, yakni anak suka berbohong karena ingin tahu apa yang terjadi, jika mereka berbohong. Halaah… ada-ada aja, ya, Moms.

Apa pun alasannya anak suka berbohong, Dr. Rouse memberikan tips cara mengatasi anak yang suka berbohong ini. Menurutnya, tidak ada pedoman yang pasti karena tingkat kebohongan yang berbeda, menuntut reaksi yang berbeda. 

Berikut penjabarannya untuk mengatasi anak yang suka berbohong: 

 

Kebohongan Tingkat 1 

Ketika tujuan anak suka berbohong adalah untuk mencari perhatian, dia cukup dicuekin aja.  “Ma, tadi aku, kan, bisa mencetak 10 gol pas main bola. ”Untuk kebohongan tingkat rendah seperti ini, yang tidak benar-benar menyakiti siapa pun, tetapi bukan perilaku yang baik, orang tua sebaiknya mengabaikannya saja,” saran Dr. Rouse.

 

Kebohongan Tingkat 2 

Jika itu tidak berhasil, menurut Dr. Rouse, orang tua dapat lebih transparan tentang hal itu dengan menawarkan teguran ringan, misalnya, “Kedengarannya seperti dongeng, deh, kalau bisa mencetak 10 gol, coba Kakak cerita apa yang sebenarnya terjadi.” 

 

Kebohongan Tingkat 3 

Jika ada sesuatu yang lebih serius, seperti anak-anak suka berbohong tidak ada PR, padahal ada, maka anak-anak harus paham bahwa akan ada dampak untuk ketidakjujuran semacam ini. Namun Dr. Rouse mengingatkan agar konsekuensi yang diberikan orang tua tidak terlalu berlebihan dan bisa memberikan kesempatan kepada anak untuk kembali berlatih melakukan perilaku yang lebih baik.  Contohnya, anak tidak boleh menggunakan gadget-nya selama satu jam dan harus mengerjakan semua PR-nya. Contoh lain, jika dia memukul anak lain dan berbohong tentang itu, anak harus menulis surat permintaan maaf kepada anak tersebut.

 

Dengan kata lain, sikap orang tua perlu disesuaikan dengan maksud kebohongan anak dan tingkat keparahannya.

 

 

Penulis: Hanny

Editor: Imelda