Tips Agar Anak Mau Mendengarkan Nasihat Ibu

Selasa, 12 Maret 2019

Kita tidak perlu gelar profesor komunikasi untuk mengetahui bahwa kebanyakan nasihat orang tua akan dianggap angin lalu oleh anak. Apa yang salah? Pendekatannya.              

Biasanya saat memberi nasihat, anak dituntut harus begini begitu, namun ketika ditanya alasannya mengapa, orang tua  akan berkata,“Sudah jangan banyak tanya, pokoknya lakukan saja karena Ibu bilang begitu!”

Anak Baik bukan balita lagi sekarang. Mereka tidak mempan dengan pernyataan tegas orang tua yang tidak didasarkan pada alasan logis. Jadi apa yang dapat Ibu lakukan untuk berkomunikasi dengan lebih baik? Berikut tips agar anak mau mendengarkan nasihat Ibu:

 

1. Hindari ceramah

Saat bercakap-cakap dengan si praremaja berbincanglah, bukan berceramah. Ketika orang tua mengeluh, "Anak saya tidak mau berbicara dengan saya," yang sebenarnya mereka keluhkan adalah, "Anak saya tidak mau mendengarkan saya." Harap selalu diingat, percakapan melibatkan setidaknya dua orang dan hindari memojokkan anak dengan alasan apa pun. Pembicaraan antara dua orang akan gagal, jika salah satunya bersikap defensif.

 

2. Tunjukkan rasa hormat untuk pendapat anak 

Anak dapat menjadi sangat mudah diajak bicara,jika orang tua menunjukkan ketertarikan pada topik pembicaraan. Tak perlu banyak berkomentar saat mereka bercerita. Ingatlah ketika Ibu masih remaja dan diajak bicara oleh orang tua, Ibu pasti berpikir,“Duh,plis,deh,  aku juga sudah tahu kaleee nasihat itu!" Nah, jangan sampai Anak Baik juga memiliki pemikiran yang sama.

 

3. Coba lihat dari sudut pandangnya

Penelitian menunjukkan bahwa penghalang terbesar komunikasi antara orang tua dan anak praremaja adalah bagaimana orang tua dan si praremaja mendefinisikan masalah. Jika orang tua melihat kamar berantakan anak sebagai masalah moral, dan si praremaja melihatnya sebagai masalah pilihan, akhirnya Ibu dan Anak Baik tidak pernah mencapai solusi yang saling memuaskan. Meski agak gregetan, Ibu bisa mencoba menerapkan prinsip give and take (memberi dan menerima) di sini. Selama pilihan anak tidak berbahaya dan tidak merugikan siapa pun, mungkin kita dapat menghormati pendapat/pilihannya itu. Kesabaran dan respek dari orang tua biasanya akan membuat si praremaja merasa lebih diterima dan pada akhirnya akan lebih terbuka untuk mendengarkan nasihat Ibu.

 

Selamat mencoba!

 

Penulis: Hanny

Editor: admin

Tags: