Mengajarkan Anak untuk Tidak Membully Teman

Senin, 18 Desember 2017

Good Moms sering mendengar istilah bullying, kan? Bullying dalam bahasa Indonesia adalah sebuah tindakan memaksa atau mengintimidasi dalam berbagai bentuk.

Oleh karena itu, Ibu perlu memahami perilaku anak yang bisa melakukan tindakan pemaksaan atau perundungan (bullying), di antaranya:
1. Merasa tidak aman; bagi anak, membully teman yang terlihat lebih lemah bisa memberi rasa ‘lebih penting’, terkenal, dan berkuasa.

2. Tak tahu kalau ia tak boleh meledek dan mengolok-olok teman yang berbeda penampilan, ras, dan agama.

3. Tak punya kemampuan untuk mengendalikan dan mengatur rasa marah, frustasi, dan emosi kuat lainnya sehingga mereka tak bisa untuk bekerjasama dengan teman

4. Anak sering menyaksikan interaksi agresif di keluarga. Anak yang seperti ini biasanya suka memperlakukan orang lain dengan cara serupa.

Inilah beberapa cara mengajarkan anak agar tak membully temannya di sekolah atau rumah.

  1. Buatlah anak mengerti kalau Ibu benar-benar tak membenarkan bullying dengan cara membuat aturan tentang bullying. Misalnya, ketika Ibu menghukum anak, pastikan ia merasakan efeknya, contoh kalau anak mem-bully temannya melalui SMS atau situs internet, larang ia menggunakan komputer untuk sementara waktu.
     
  2. Pelajari kehidupan sosial anak. Coba cari tahu faktor yang mempengaruhi perilaku anak di lingkungan sekolah atau dimanapun bullying terjadi.
     
  3. Ajarkan anak memperlakukan orang lain dengan baik. Beritahu anak untuk tidak mempermasalahkan perbedaan, misalnya ras, agama, penampilan, gender, atau status ekonomi, dan tanamkan empati pada orang yang memiliki perbedaan.
     
  4. Berikan contoh yang baik. Hati-hati dengan cara Ibu bicara dan menghadapi konflik di sekitarnya.
     
  5. Dukung perilaku baik dan pujilah usahanya ketika berperilaku positif. 

Editor: piens23