Tahu Lebih Dalam Soal Perilaku Prososial

Minggu, 18 November 2018

Anak Baik beberapa kali menjadi relawan, atau kerap tergerak menyumbangkan uang maupun barang-barang yang lain untuk amal, Bu? Atau, ia dengan senang hati membantu Ibu membawa barang belanjaan di supermarket?

 

Itu berarti, Anak Baik termasuk anak yang memiliki perilaku prososial, Bu.

 

Apa Itu Perilaku Prososial?

Istilah itu umumnya ada dalam buku-buku teks psikologi. Dalam The Handbook of Social Psychology, misalnya, dijelaskan bahwa perilaku prososial mengacu pada berbagai tindakan untuk menguntungkan satu atau lebih orang, selain diri sendiri.  Seperti yang dilakukan oleh Anak Baik di atas, Bu.

 

Jadi kalau dirumuskan, ada tiga ciri perilaku prososial, yaitu: tidak menuntut keuntungan, dilakukan secara sukarela, dan menghasilkan  kebaikan.

 

Mengapa Anak Baik Senang Membantu Orang Lain?

Banyak penelitian dilakukan demi mengungkap alasan mengapa orang bersedia membantu orang lain, terlebih untuk orang asing yang sama sekali tidak dikenalnya. Sebelumnya ada anggapan bahwa manusia hanya akan menolong seseorang, jika bisa mendapat keuntungan yang setimpal bagi dirinya. 

 

Nah, hasil penemuannya sungguh menarik. Perilaku berbagi kepada orang lain, misalnya, akan mengaktifkan pusat penghargaan dari otak kita. Inilah yang membuat kita merasa lebih baik setelah membantu orang lain. Memberi uang secara suka rela untuk tujuan yang baik juga terbukti menimbulkan perasaan sebaik saat kita menerima uang. Wah…

 

Ada lagi penelitian yang melibatkan lebih dari 1.700 relawan perempuan. Para ilmuwan menemukan adanya perasaan gembira yang dialami banyak relawan setelah mereka menolong orang lain. Sensasi ini dihasilkan dari pelepasan endorfin, senyawa kimia yang membuat seseorang merasa senang. Mereka juga digambarkan mengalami peningkatan kesejahteraan emosional yang lebih lama, rasa harga diri yang meningkat, dan tingkat stres yang berkurang.

 

[Untuk mengetahui caranya agar Anak Baik mau diajak membantu orang lain, silakan baca di link ini, ya, Bu.}

 

Membantu Orang Lain Tak Hanya Bikin Bahagia

Penelitian lain pada remaja yang menjadi sukarelawan juga secara positif dikaitkan dengan peningkatan harga diri, pengurangan perilaku anti-sosial (seperti bolos sekolah), peningkatan sikap yang baik terhadap sekolah, dan peningkatan prestasi pendidikan. 

 

Menariknya lagi, membantu orang juga dihubungkan dengan umur panjang. Studi ini dilakukan pada para orang tua yang memberi dukungan kepada orang lain, seperti kepada teman, kerabat, tetangga dan kepada pasangan mereka. Hasilnya mereka tercatat hidup lebih lama daripada mereka yang tidak.

 

Kabar baiknya, membantu orang lain bukan hanya tentang memberi uang, jadi tidak perlu menjadi kaya dulu untuk berbuat baik. Bahkan, menurut penelitian menyumbangkan pemikiran, waktu, dan perhatian pada orang lain terkadang lebih berarti dari bantuan berupa materi. 

 

Penulis: Hanny

Referensi:

https://www.lifeadvancer.com/ 

http://www.actionforhappiness.org

Editor: Imelda