Pentingnya Melibatkan Anak Beres-Beres Rumah Saat ART Mudik

Minggu, 26 Mei 2019

Menjelang Hari Raya,saat Si Mbak ART mudik, biasanya Ibu mulai kebingungan mencari bala bantuan untuk beres-beres rumah. Pekerjaan ini kesannya sederhana, tapi banyak printilannya. Harus beresin ruang tamu, ruang makan, kamar anak-anak, dapur, teras depan, waduh capek banget, deh….

 

Bukankah Anak Baik bisa dilibatkan untuk membantu di rumah? Mungkin Ibu berpikir Anak Baik memang anak yang suka menolong, tapi untuk ikut bantu beres-beres rumah agak diragukan. Pulang sekolah saja, baju kotornya dilempar ke sofa atau sepatu digeletakkan begitu saja di lantai.

 

Jangan pesimis dulu, ya, Bu. Penelitian menunjukkan, anak-anak yang sering diberi tanggung jawab untuk membantu di rumah, bukan hanya akan membuat hidup orang tua menjadi lebih mudah, tapi juga lebih mungkin untuk menjadi anak yang suka menolong orang lain.

 

Kok bisa? Iya,karena anak melihat kontribusi mereka berharga. 

            

Jadi, yuk, libatkan Anak Baik untuk beres-beres rumah saat Si Mbak ART mudik. Untuk tipsnya bisa dicoba di bawah ini:

 

  • Sesuaikan harapan Ibu 

Anak bisa dilibatkan untuk membantu di rumah, tapi tidak untuk semua pekerjaan. Malah biasanya semakin banyak tugas, semakin kecil kemungkinan anak mau mengerjakannya. Jadi putuskan dulu apa yang benar-benar penting. Contoh sebagai awal anak bisa diminta untuk selalu membawa piring kotor ke wastafel dan mencucinya, menaruh baju kotor di keranjang cucian, meletakkan sepatu di rak sepatu, dsb.

 

  • Mencapai persetujuan. 

Setelah Ibu tahu apa yang Ibu inginkan, bicarakan dengan Anak Baik. Sebisa mungkin buatlah rencana yang nyaman, bukanhanya untuk Ibu namun juga untuk anak. Mungkin akan terjadi tawar menawar, tetapi itu lebih baik daripada anak selaluprotes tiada akhir.

 

  • Jelaskan keinginan Ibu 

Jangan mengasumsikan Anak Baik akan tahu apa yang Ibu maksud ketika mengatakan, "bersihkan." Perinci tugasnya: apakah ia perlu menyapu, mengepel, mencuci, dsb. Pekerjaan yang mungkin tampak jelas bagi Ibu, belum tentu bagi anak-anak. 

 

  • Miliki konsekuensi yang masuk akal

Jika anak tidak membersihkan seperti yang sudah disepakati, pastikan Ibu memiliki konsekuensi. Yang jelas konsekuensi sudah diajukan di depan, bukan dibuat saat Ibu marah. Teguhlah pada konsekuensi tersebut, misalnya, mencabut hak anak untuk bermain game atau menyita hape anak selama beberapa waktu. Kejam? Enggak kok Bu, dari sinilah Anak Baikakan belajar banyak hal, termasuk menghormati perjanjian yang telah disepakati. 

 

Referensi:

https://www.webmd.com

https://www.ahaparenting.com

 

Penulis: Hanny

Editor: admin