Belajar Tak Mudah Menyalahkan Orang Lain

Senin, 20 November 2017

Ssst, tak baik lho, suka menyalahkan orang lain.

Kadang-kadang Good Kids suka merasa tidak, kalau sering menyalahkan orang lain? Jika hal itu dilakukan sesekali saja tak mengapa, tapi kalau jadi sering dan menjadi sebuah kebiasaan, itu tak terpuji lho.

Kenali Penyebabnya
Good Kids harus tahu, apa saja yang menjadi penyebab kamu cenderung menyalahkan orang lain dan menunjuk ke temanmu yang salah ketimbang menunjuk diri kamu sendiri saat guru atau orangtua bertanya.

Satu, pasti karena kamu takut dimarahi atau mungkin malu akan kegagalan dan kesalahan yang telah dilakukan. Dua, bisa jadi karena good kids sering merasa dirimu sebagai korban. Tiga, karena kamu terlalu memikirkan diri sendiri yang pada akhirnya membuatmu tak mau bertanggung jawab atas apa yang terjadi dan tak mau disalahkan.

Apakah good kids seperti itu? Jika perilaku ini sudah menjadi sebuah kebiasaanmu (disadari atau tidak) sebaiknya di-stop, ya! Kamu harus mulai berusaha belajar untuk tak selalu dan melulu menyalahkan serta menunjuk orang lain yang salah. Sulit memang, tetapi bukan tak mungkin, kamu mempelajarinya.

Psikolog Ajeng Raviando M Psi memberikan beberapa cara agar good kids belajar tak mudah menyalahkan orang lain.

  1. Jujur pada diri sendiri.

Mengakui pada diri sendiri bahwa kamu yang melakukan kesalahan adalah melegakan hati. Lagi pula, berbohong pada diri sendiri dan menyalahkan orang lain tak menyelesaikan masalah, justru malah menambah masalah baru lagi. Benar tidak? Awalnya memang berat, tetapi coba deh kamu belajar agar hati dan pikiranmu tenang. Berdamailah dengan hati kecilmu. Ok?

  1. Berani

Saat good kids sudah jujur pada diri sendiri dan menerima, selanjutnya adalah berani mengakui kesalahanmu pada orang lain. Mengatakan kalimat “Ya, memang aku yang salah” adalah tindakan yang berani.

Tenang saja, teman-temanmu, guru, atau orangtuamu tidak akan memarahi atau menjauhimu, kok. Sebab,  mereka tahu, semua orang pasti pernah melakukan kesalahan.

Ssstt… jangan-jangan orangtua atau gurumu justru malah mendukung sikap dan perilaku yang jujur itu sehingga kamu akan dijadikan sebagai contoh yang baik bagi teman-teman yang lain. Gimana? Hebat, kan?

  1. Belajar dari kesalahan

Nah, setelah kamu jujur dan berani mengakui kesalahan, good kids harus ingat bahwa di kemudian hari kamu tak akan mengulangi kesalahan itu lagi. Belajarlah dari kesalahan-kesalahan yang pernah kamu lakukan. Oya, satu lagi mintalah maaf kepada orang-orang yang telah kamu sakiti hatinya.

Selamat belajar, ya Good Kids!

 

Narasumber: 
Psikolog Ajeng Raviando, M. Psi

Editor: piens23